Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Good by November Bersemi

Beberapa tahun lalu Kita pernah berjalan ditempat ini Pegang tangan berdua Melewati perbukitan Rambut kita sama basah gerimis menitik Kita berlari kecil Pada gubuk untuk berteduh. Kau diam Aku membisu Hening...  Menghitung gerimis jatuh perlahan direrumputan Tempat ini masih sama seperti dulu Ketika kemarin kulintasi tempat itu Sendiri,  Tanpa dirimu, Tak ada yang berteduh Meski gerimis menitik seperti beberapa tahun lalu. Y a C i n t a a.......  Mungkin kamu tak ingat lagi semua itu Inginmu telah membawamu pergi dariku Cincin yang melingkar dijari manismu Telah bertuliskan namanya Bukan namaku Semua hari-harimu Tentang kamu dan dia Namun puisiku masih bercerita tentang kita Kamu dan aku...  Meski dalam nuansa yang beda.  Disini, di akhir November' 30. 022

November dan Kesetiaannya.

Aku sudah membuktikan kepadamu,  Tentang takkan ada lagi janji di antara kita. Kakiku telah patah Mata sudah sengaja buta Lidah pun kian mati rasa. Aku sudah memusnahkan harapan dalam hidup karna menyerahkan seluruhnya pada dirimu. Takkan ada lagi yang menanggung kecewa di antara kita, Inilah bukti tertinggi dari janji terakhirku.  Hati ini memang masih milikku Hanya inilah satu-satunya bukti yang menetap Untuk menahanku menyentuh garis gila. Kita sama-sama tahu, Apa yang paling menyengsarakan dan apa keputusan yang pantas disesali untuk di masa mendatang. Kita tak perlu lagi menjadi tumbal atas keegoisan yang menginginkan kesetaraan, Kita adalah bukti untuk percaya dan janji yang kita sepelekan Sekarang kau harus berpuas hati, karena aku telah sepenuhnya patuh menjadikan diri tawanan para mati, Mati rasa dan  Mati ingin_________🖋

November Tahun Ini

November? Hujan-hujan ini begitu sunyi Meninggalkan tetes-tetes ringkih di bumi Membalutnya menjadi luka-luka abadi Seolah ini hadir yang harus ditemui Aku menyebutnya pagi Secercah putih yang ingin ku senyumi Mendendangkan pilu diantara jubah mentari Hari ini atau esok, akan berhenti? Sedikit aku menepi, Menyisakan satu baris kosong diantara asa Mencoba mengambil nafas di pucuk daun  Untuk segumpal daging Yang ingin sedikit diberi arti Bukan menunggu hati, Ini hanya tentang janji Selayak ini. Mungkin membakarku, Mungkin menghangatiku di musim ini. 🔥🍂🍂🍂

"NOVEMBER HEART" (See You Again)

Nyaris sepuluh purnama Tak juga kuterima berita Namun masih ku ingat Bulan ini hari lahirnya. Tak lekang sebarus kenangan Merapih selalu di pikiran Kala kitaa jalan bersama Melewati titian Menembus rinai..... Kini aku sendiri Coba melangkah Menyibak kebekuan Yang tak lagi hangat seperti dulu Masih kusimpan rindu Masig kujaga kenangan itu...... "Bersamamu.....". 😞

Dulu

Dulu... Hanya sepenggal kata untuk masa yang lalu Dulu... Sebuah kata dari rasa yang pernah terbengkalai dalam kisah usang. Dulu... Dulu.. Dulu... Kata itu mengukir rasa yang sempat terindah menjadi punah tanpa arah...??? Diiiaaam.... Sendiri ..... Menepi... Pelangi pernah hadir ditengah badai hujan dan petir Menoreh tinta keemasan dalam kertas emasku... Dulu... Ya... Hanya... Dulu... Kini sudah berpulang kembali menjdi sebuah kata"DULU".... Tersimpan indah dalm kotak emasku  .... Hilang... Pergi... Sadar diri... Hanya dulu...... Bukan nanti ... Ataupun... Kini...... Dulu...

Tentang Aku

Aku masih di sini Masih dengan cerita yang sama Dan jika di tanya masih dia tokoh utama dalam cerita ini, Ya, masih dia. Belum ku ganti dan belum ada niat untuk mengantikannya Jika di tanya perihal sudah seikhlas  apa aku sekarang, Aku katakan aku ikhlas. "Aku bohongi mereka....". "Aku bohongi diriku sendiri...". Sungguh jika ikhlas itu dapat terlihat dengan nyata oleh sepasang mata maka di hatiku tidak ada siapapun yang bisa menemukannya. Karena kata ikhlas itu memang tak pernah ada disini. Dan pada kenyataannya, aku belum mampu dan jika di tanya sampai kapan  dan butuh waktu berapa lama lagi   aku juga tidak tau. Aku masih menangis diam-diam di kamarku ketika rindu itu datang. Saat itu aku tidak mampu untuk  melihatmu, Menanyakan khabarmu, Bahkan melihat senyumanmu lagi. "Seasing ini kah kita sekarang....?

Tentang Kepergian

Aku mencoba untuk melepaskan.  Berkelana, entah ke mana rasa sakit ini membawa pergi.  Sudah puluhan hujan kulewati, tapi basahnya masih saja, mengandung kenangan tentangmu.  Tentang hubungan kita yang takpernah ada Mungkin aku hanya ketiadaan yang mencuri rindu padamu.  Diam-diam dengan membentang jarak yang tak disangka-sangka olehmu. Dari Senin, ke Selasa, hingga Senin lagi.  Hingga detik-detik terus bergulir tanpa henti, aku mencoba.  Tapi senyummu takmau hilang dari dalam kepala.  Bayangmu terus saja berlarian di sekitarku.  Tuhan,  Apakah boleh aku memaki diri sendiri? Aku ingin melakukannya berkali-kali, mungkin sampai mati.  Sampai aku mengerti mengapa ketika dirimu sudah pergi, aku baru menyadari betapa aku kehilanganmu. Tidak,   Ini salah. Seharusnya lelakimu yang gundah dan sakit seperti ini. Bukan aku. Bukan aku. Tapi mengapa sulit sekali untuk menjadi setenang laut?  Mengapa sulit sekali menjadi sediam malam? ...

Rainsdu

Gemuruh angin membawaku menikmati  dasyatnya kilat menyambar.  Bulir itu mulai turun, perlahan demi perlahan.  Setiap genangan yang tercipta, menimbulkan seceruk luka, yang sampai saat ini belum ada penawarnya. Hujan, bawa aku menari bersama dinginmu dan melepas segala beban dalam diri.  Biarlah aku berteman dengan petirmu, agar bisa menghargai bagaimana rasanya sakit dan terluka. Terkadang, lewat rintik hujan yang berujung pelangi.  Cemasku bertanya, sebesar apa dingin yang akan datang? Jika cahaya tak kunjung menyapa, mungkinkah senyumku nampak oleh gelapnya malam?

Tentang Kitaa, Kemarin

Dulu..  Disini ditempat ini sendiri kukembali Kembali mengenang yang lalu Kala dimana mimpiku dan mimpimu Mimpi kita masih menyatu Kubersandar dibahumu Kita nikmati bahagia yang nyata Dan engkau tulis namaku namamu Nama kita..  Diantara kita terjalin sebuah kisah Kisah yang memberikan hangatnya  Hangat akan benang-benang rasa  Benang rasa yang terikat  Rasa yang enggan tuk kita lepaskan Dan kini..  Andai saat ini engkau ada disini  Mungkin aku takkan sendiri Dan tak hanya sekedar mengenang  kisah yang telah lalu   Seiring laraku.. Akan kehilanganmu.. Aku yang mengenang sendiri Aku yang merindu sendiri  Aku yang merintih sendiri  Aku kehilanganmu  Dan aku rapuh dalam kesendirianku Engkau pergi.. Kini ragamu hilang dan tiada lagi Tak pernah kembali tuk selamanya Namun ijinkanlah 'tuk mengenangmu  Dikala sepi menyayat hati  Engkaulah pengobat hati

Ya Cinta

Masih berbekas di ingatan tentangmu  Masih sering menyebutkan namamu di setiap bait doa yang ku panjatkan Ya kamu.....!!! Yang selalu ku ingat meskipun dirimu bukan lagi untukku  Tuhan tolonglah jangan ingatkan aku padanya lagi.... Tuhan hilangkanlah ingatan aku tentanggnya  Tuhan aku ingin melupakannya. Tuhan berikanlah aku ketenangan dan kembalikan senyuman seperti dulu lagi  di setiap langkahku selalu meneteskan air mata. Mengigatnya adalah hal yang paling sakit  di setiap  malam menagis didalam kegelapan karena hanya selalu ingat kepadanya  Tuhan meskipun Engkau memberikan hati yang kuat kepadaku tapi  jika mengingat akannya hati selalu rapuh dan meneteskan air mata 😏😞😢

**u Tinggalkan Aku

Hal terindah dalam hidupku adalah ketika aku mengenal dan mencintaimu Menjadi kekassihmu bertahun-tahun lamanya. Dalam suka duka sudah cukup bagiku untuk mempercayai bahwa kau adalah orang yang tepat bagiku. Namun ternyata, Kau merubah segalanya.  Aku tak pernah menduga ini akan terjadi. Kau menyimpan dia, seseorang yang kau cintai selain aku Seseorang yang tlah menggantikan posisiku di hatimu. Aku terlalu mencintaimu. Cintaa ini terlalu besar untuk kurelakan pergi begitu saja. Ternyata, aku tak sekuat apa yang aku bayangkan. Aku ingin bertahan entah berapa lama tapi ijinkan aku untuk tetap bisa bersandar di bahumu saat aku merindukanmu. Tapi nyatanya tidak...!!! Kejam, Kau sangat kejam padaku. Andai aku bisa mengulang waktu Aku akan memilih tiada mengenalmu Andai aku bisa mengulang waktu Aku akan memilih tak menerima kata "maafmu...". Ku akui, Kini semuanya sudah terlanjur Tak mungkin bagiku memperbaiki semua Kecewa membuatmu menutup mata Seolah aku bagimu tak pernah berharg...

Hadiah Senyuman Dalam Kemasan Duka

Bagaiamana tidak merasa patah, Saat di suguhi realitaa yang berjalan semakin jauh dari asa. Bagaimana tidak merasa sakit, Saat tengah di lambung mendadak jatuh. Pecah..... Lalu berserak...!! Tepuki pipi kanan -kiri sunggingkan senyuman dari yang tersisa dan berharap ini hanyalah sekedar mimpi. Namun, Sesak semakin melesak. Menengadah; biarkan hujan smarkan air mata Menutup mata rapat-rapat Mendekap diri dengan erat Nikmati lebih dalam lagi rasa yang ada Hingga akhirnya tak mampu lagi kubungkam jerit lara. Bukankah semua rasa berhak di akui adanya??? Hujan tlah berhenti Mendungpun tlah beranjak pergi Suguhkan pesina senja yang indah di nikmati. Sejenak berbisik pada diri; "akan demikian juga duka ini...".  Tak mungkin selamanya begini. Kuhirup napas dalam-dalam, kuhembuskan pelan-pelan. Yaaa...... Bisaaa.... Masih bisa kurasakan bahagia meski dalam duka. Lukanya masih ada Laranya masih sama Duka memang tak seketika sirna.

Kitaa???

Aku hampir lupa bahwa kitaa pernah bersama di waktu yang cukup lama. Pertemuan kitaa memang bukanlah tanpa sengaja. Aku hampir lupa bahwa kau adalah rumah setelah perjalanan jauhku. Yang memintaaku menetap Yang melarangku untuk beranjak Meski sempat kitaa berjarak. Aku hampir lupa bahwa kau adalah tempat ternyaman untuk semua rasa. Aku hampir lupa bahwa aku sementara melupa. Yang kini, usaha melupa itu harus kembali ku ingat untuk obat dari hati yang sekarat.

Candamu Lukaku

Pada cerita yang kau kisahkan Pada alur yang kau runutkan Tersibak nyata yang melukakan Bahwa aku nyaman Bahwa aku sandaran Bahwa aku adalah pilihan Kurubah satu abjad dari biasa ku Ku ganti b menjadi d Dari sebuah kata berbunyi sabar Pada layang layang aku belajar Dia tetap melangit saat ada angin Dan terkulai saat tiada hembus Pada layang layang aku sadari Angin bisa melangitkan Juga bisa mematahkan . Saat ini hujan,  Tak ku mainkan layang layang Apalagi hati.. 

Resah

Senja perlahan pergi Di gantikan oleh gelap malam Perlahan kembali terang Ketika cahaya rembulan bersinar Tak seperti pagi Udara malam begitu khas membawa banyak kenangan Di kala dingin menyapa Mengajak diri kembali pada masa yang ingin selalu di ulang Berjalan ke arah cahaya dimana hanya ada satu wajah terpampang di sana Jemu menjamu rindu Menguliti di peraduan sunyi Tubuh membeku, mematung di ujung lorong waktu, menyongsong kosong..

Cemburu Dalam Diam

Aku hanya mampu mencintaimu dalam diam Maafkanlah, jika aku menyebutmu kekasih tanpa kau tau Serupa sunyi kepada malam Segala hal tentangmu adalah indah Meskipun terkadang senyumku membawa air mata Terus dan perlahan kubiarkan tenang tanpa kata Untaian bait-bait mesra mengusik hening, seakan adamu disini. Sesaat aku bahagia Namun seketika membuatku tak berdaya  Ketika melihatmu. Gundah rasaku Terperangkap dalam pekatnya prasangka Dalam tegar kubenakkan Biarkan aku meramu cemburu terhadapmu.

Mon

Malam ini ku duduk menepi Di temani angin sunyi Dalam gelap yang sepi Hanya untuk sekedar menangisi        Seharusnya tak sampai begini Seharusnya tak sampai lama seperti ini Aku coba untuk mengerti Namun bayang mu selalu menyelimuti Apakah engkau disana juga masih menanti? Apakah kau disana masih mengertti  Betapa aku masih mencintai?

Kamu

Angin malam memasukiku sebagai kenangan, tiba-tiba kau beranjak tanpa bahasa yang pernah sekali tertulis malam hanya kenistaan bagi yang kalah untuk bersembunyi dari air mata Ke mana lagi akan dikunjungi bila rasa telah kokoh bagai museum di batas senja kisah sudah tamat dalam buku cerita  Tidak ada bulan di kotaku di tepi jalan hanya lampu jalan seperti pada masa lalu kau terang dan hari ini jendela rumahku terkunci kubiarkan jalan-jalan menelan habis tubuhmu, pada suatu masa, suatu tempat, kutulis sebagai dongeng semata

Aku

Aku memilih untuk ditinggalkan daripada meninggalkan. Aku memilih untuk dikecewakan daripada harus mengecewakan. Aku memilih untuk tersakiti daripada menyakiti. Kalau ditinggalkan mungkin akan merasakan duka lebih cepat dimana kebahagiaan datang lebih lambat. Tapi paling tidak,  Ditinggalkan tidak tidak membuat aku menyesal seumur hidup. Sebab yang meninggalkan seringkali kacau balau setelah dia mendapatkan jatah kebahagiaan lebih dulu.  Tak apa untuk kalah hari ini tapi akan jadi pemenang di hari nanti. Tak apa menangis sesenggukan sekarang,  Tapi akan tertawa lepas di masa yang akan datang.

November Rains

Angin berbisik lirih Menembus hati yang ringkih. Kemanakah jinggamu?? Kini pudar dan menghilang. Pada waktu itu tepatnya kemarin..!! Kisah kitaa indah Kedua tangan bersatu saling menggenggam. Namun mendung semakin gelap Bayangan kitaa tak bersatu lagi Hanya kenangan berselimut elegi. Kau sempat berkata;  "Hujan bulan november menawarkan ketabahan...". Kini hujan turun di bulan november Begitu deras hingga menyengarkan kembali kenangan yang sempat layu di ruas-ruas jalan.

Dalam Diam

Suatu ketika di kala itu kita bagai ufuk dan surya yang hadir memadu rasa.  Berbaur wujudkan senja Tampilkan pesona tanpa sedikit pun rencana. Sekejap dengan beragam kesan penuh pikat.  Melesap cepat meski esok kembali jumpai keindahan yang lekat. Ya, begitu. Hanya mampu sampai begitu saja. Hanya bisa sisakan setumpuk wajah rindu yang mendera. Sampai masa menuntun kita entah ke mana.  Berpisah begitu saja Serupa mendung yang datang hilangkan senja. Sedari itu, esok, dan seterusnya.  Mentari ingkar janji pada ufuk untuk setia.  Ia memilih berpeluk di punggung awan. Sementara awan membuat ufuk basah oleh hujan berkepanjangan. Memilukan Hingga resap ke Kota Jiwa Tanpa pernah diminta. Meski setelahnya, di Kota Jiwa, hujan reda ganti cuaca.  Menjadi gersang dan tandus, mengeja retak pada tanah.  Tak mau bertumbuh bunga.  Sekali saja, ia tak terima.  Walau ada tawaran tulus dari beberapa, yang ingin menata halamannya, membangun rumah untuk menetap ...

Air Mata

Air mata berderai di penghujung waktu Genggamanku terlepas  Kian perih luka ini menatapmu pergi. Ribuan waktu kitaa lewati bersama Sedih, tangis, bahagia dan juga tawa. Dan kini aku di hadapkan dengan kenyataan bahwa aku bukanlah siapa-siapa. Terasa nyeri ketika kau pergi tanpa pamit. Entah karna kau ingin tertutup Entah karna rasa jenuh Atau mungkin sudah asing dan tak ingin bersahabat lagi. Dan......... Saat rindu menyapa Ternyata kau tlah hilang Berlalu dari pandangan Kecewa dan rasa sakit tiada tara. Aku pergi kau kecewa Kini kau pergi dengan seenakmu Sungguh...!! Balas dendam yang sempurna. Terima kasih untuk waktumu selama ini mantan orang baik 🤟🤟🤟

Aku Masih

Aku yang masih terjebak dalam semua rasa luka.  Aku yang masih teramat menyayangimu. Harus menelan pil pahit kenyataan untuk melepas dan merelakan kisah kita usai. Kata rela harus menjadi sahabat setiaku ketika tidak sengaja mengingat kisah kisah kita dulu. Aku berusaha menghilangkanmu dalam fikiranku dan juga hatiku, agar hancurku saat kepergianmu waktu itu cepat pulih. Namun ternyata tak semudah apa yang aku bayangkan. Aku mencintaimu Sangat sangat mencintaimu Kembalimu masih kutunggu hingga kini. Aku masih di sini Di tempat terakhir kamu memutuskan untuk meninggalkanku dan mengakhiri cerita yang sudah lama kita bangun. 🤟🤟🤟🤟☕

Resah

Senja perlahan pergi Di gantikan oleh gelap malam Perlahan kembali terang Ketika cahaya rembulan berbinar Tak seperti pagi Udara malam begitu khas membawa banyak kenangan Di kala dingin menyapa Mengajak diri kembali pada masa yang ingin selalu di ulang Berjalan ke arah cahaya dimana hanya ada satu Wajah terpampang di sana Jemu menjamu rindu Menguliti imaji di peraduan sunyi Tubuh membeku,mematung di ujung lorong waktu,menyongsong kosong..

Hujan & Kehilangan

Selalu ada yang terngiang saat hujan menderas Bukan tentang merindukan paras Bukan pula kisah asmara yang kandas.  Hujan selalu membuatku cemas Derasnya mampu meremas hati hingga pias,  Was-was Saat guntur mulai menggelegar keras Memperjelas trauma lama yang membekas.  Belum lepas,,  Jerit teriakan dan suara bantingan gelas itu masih terdengar jelas.  Belum juga tuntas,,  Dengan rasa takut yang kian meluas.  Hujan bagiku adalah kehilangan Bersamanya pertama kali hatiku terpatahkan Terpisah dari dua cinta secara bersamaan Karena putusnya satu ikatan. 

Andainya

Heningku sepi dalam lamunan pilu Hening,  Hening,  Hening..  sajak aku kamu kini telah menanggung beban asa ambigu Sakit akan patah Kecewa akan kisah Andai aku tau mengenalmu penuh akan rasa pilu Aku tidak akan menempatkan rembulan di hatiku Andai aku tau cinta darimu penuh dengan kepalsuan Aku tidak akan biarkan hati ini tertawa senyum dalam lamunan Sakit...!!! terlalu sakit kisah yang engkau ciptakan. 

Hilang

Tiada yang tersisa Kini ditelan masa Semua yang terasa Hancur lebur bak binasa Apalah daya Yang terbayang Dulu yang pernah jaya Kini hilang bak putusnya layang layang Separuh ku sisipkan suka Punah lara karena duka Berlari bak suaka Kini tinggallah karena luka Bertaburkan hampa Jiwa kini merana Harapan yang telah tertata Tak lagi indah bak bunga bunga Sudah terduga Bahkan takdir tak bersua Walau tak lagi menyapa Harapan kini tak lagi ada Ku biarkan lewat kenangan Ku harap demi kebaikan Ku pastikan sama harapan Ku terlahap demi perpisahan

Melupakan

Apakah ini bagian dari penggalan mimpi yang pernah kita rajut Seperti katamu "tak kan ada yang begitu saja luput" Yang bergemuruh ketika rindu akan jarak kian saling bersambut Begitu mengagumkan kiranya rasa,tanpa sedikitpun kesetiaan ini surut Lalu mengapa? Pada akhirnya kau minta aku melupakan Mengaku  atas setiap kekalahan yang tidak aku inginkan Dulu ... ia sempat memintaku bahagiakan Dari kesakitan; menyebrangi ceruk paling dalam Rupanya kesemua kejadian cuma menghadirkan kepingan kehilangan Atas kita yang sempat begitu hebat dalam membangun Aku belajar tidak lagi mengingat sudut-sudut rindu yang mulai menggunung Membiarkan diri merayakan sepi berkabung Tentang aku ... yang kini berkawan bingung

Aku Masih.......

Aku yang masih terjebak dalam semua rasa luka Aku yang masih teramat menyayangimu. Harus menelan pil pahit kenyataan untuk melepas dan merelakan kisah kita usai. Kata rela harus menjadi sahabat setiaku ketika tidak sengaja mengingat kisah kisah kita dulu. Aku berusaha menghilangkanmu dalam fikiranku dan juga hatiku, agar hancurku saat kepergianmu waktu itu cepat pulih. Namun ternyata tak semudah apa yang aku bayangkan. Aku mencintaimu Sangat sangat mencintaimu Kembalimu masih kutunggu hingga kini Aku masih di sini Di tempat terakhir kamu memutuskan untuk meninggalkanku dan mengakhiri cerita yang sudah lama kita bangun.

Jangan Siksa Aku

 Aku takut perihal romantis yang berujung tangis Aku takut dengan jeritan hatiku yang terluka Aku takut semua tentang itu membuatku hancur. Jangan siksa aku bila kau tak mencintaiku Jangan berikan harapan pada malamku yang bertabur tangis Jangan siksa malamku dengan wajahmu yang kau gantungkan di selaput mataku. Berhentilah kau menyiksaku Biarkan aku hidup dengan luka yang kau beri. Sebab aku sering memelihara luka Dengan menelan seribu janji palsu.....🍁🍂🍂🍂🍂😢

MY

 "Apa kabar kamu??" "Baik-baik sajakan? Kuharap kamu sudah menemukan bahagia...," Terbersit tanya bersama ingatan yang menghampiri tiba-tiba  Kamu, yg lama terlupa mengapa harus menyapa ingatan disaat hati memeluk luka Pelan, kuseka basah disudut netra Memory bersamamu menghangatkan rasa, mengaburkan duka yg selama ini menjadi teman setia Sunyi malam ini semakin merengkuh ingatan tentangmu dan, Mengapa harus kamu?? "Tetaplah bahagia, karena kamu berhak mendapatkannya..." Kali ini gumam lirih terucap diantara perih, untukmu seseorang yg mungkin pernah kutuliskan lara di hati

Haiiiiii......

 Hai, Puan sang pengagum senja! Masih ingatkah denganku? Sepertinya tidak, hahaha.  Siapakah aku sampai harus diingat olehmu. Kau terlalu tinggi untuk kugapai, sampai akhirnya aku terjatuh ke lautan lepas. Mungkin kau lupa akan semua kata yang sering terucap dari bibirmu yang amat merdu itu, sampai aku pun terlena akan semua kata yang kau lontarkan. Kau bilang, "Jangan pernah pergi ya, aku akan selalu mencarimu dan membawamu kembali ke pelukanku." Nyatanya sekarang apa semua ucapanmu itu kau lakukan? Apakah benar kau mencariku? Tidak! Bahkan saat aku pamit pun tak ada satu kata yang terucap dari bibirmu. Kau tak pedulikan aku, semua ucapanmu hanya omong palsu. Hati yang sudah kuserahkan sepenuhnya padamu kini malah kau campakkan! Rasaku mati karenamu!

Kehilangan

Bersama kita melewati hari Penuh canda mengiringi Siang malam kau menemani Semua itu kunikmati tanpa henti. Senja saat itu mengabariku Kau menghilang ditelan waktu Terasa sesak didadaku  Kemana kumencarimu Hari demi hari kulalui tanpamu Hampa terasa hidupku  Siapa kamu kini aku mencarimu  Pada tiap waktu kian berlalu Ternyata... Kehilangan itu sakit Hadirmu kala itu tak  berarti bagiku Tanpamu kini hidupku sendu Melalui hari penuh rindu Makin menyiksa relung kalbuku.

Untukmu Rindu

Untukmu yang kuberi nama rindu. Masihkah kau akan menantikan kehadiran senja? Di satu langit yang sama  Di tempat yang jauh berbeda. Aku masih di sini Di mana akan kau temui aku nanti  Menatap ranum cakrawala yang mulai kejinggaan dalam kesendirian. Aku tetap sendiri, Di pembatas hari yang membentang  jarak Mengecup kenang di kening awan-awan yang berarak Melangkah di persimpangan waktu Mencerabut denyut rindu pada bilangan detik-detik hampa yang berdebu Selayaknya jarak yang bergerigi Bagaimana caranya aku mampu berjalan di atas tajamnya titian ingatan Selayaknya bumi tanpa udara Bagaimana caranya aku dapat tetap hidup tanpa pelukanmu Dan aku tetap di sini Menanti dirimu yang selamanya telah kuberi nama rindu Di pelukan waktu dalam lelah dan pasrahku. 

Tak Kusangka

Kamu orang yang paling aku percaya dalam hidupku Kamu orang yang paling aku yakini yang tidak akan memberikan sebuah luka. Namun pada kenyataannya kamu adalah sumber luka terbesar dalam hidupku. Aku masih tak menyangka kamu mampu melakukan itu padaku. Aku masih tak menyangka kamu bisa sejahat itu Dan aku masih tak percaya kalau pada kenyataannya kamu telah mengkhianati aku. Kamu tau apa yang aku rasakan? Aku hancur Aku sangat hancur..! Hidup aku kacau Dan jiwa aku berantakan. Hati aku terluka parah saat kamu memutuskan untuk meninggalkanku waktu itu.

November Rains

Setelah hujan kemarin Tersisa genangan Bukannya kenangan Dan dingin pun menghampiri angan. Satu persatu menyapa Satu persatu menyesal Satu persatu merindu Sedang hati terus di rundung pilu. Ada yang di takdirkan bahagia berpasangan Dan mungkin, Ada yang di gariskan bahagia dalam luka kesendirian. 🤟🌧

Sekedar

Untuk sesaat aku masih tertawa. Akhir kisah kita tak meninggalkan luka hanya saja sedikit mencabik angkuhku.  Tak ada lagi yang ingin kuperbaiki biarkan saja sayatan luka itu menghilang terhapus waktu. Mungkin akan lebih baik seperti ini agar tak ada lagi yang harus terluka, Tak mungkin juga kupaksakan  untuk terus bersama. Saat inginku tak lagi jadi pengharapanmu. Sedari awal kita tak pernah saling memiliki. Kita hanya berkotmitmen ,untuk saling menjaga hati tapi tak pernah saling mengikat. Kita sudah sepakat untuk untuk menjalani sebuah hubungan yang sedikit rumit Tanpa status hanya saling percaya  Saling menjaga meski tak bersama Saling mendukung meski berbeda prinsip Sayangnya aku hanya sekedar tempat singgah Bukan rumah untukmu pulang.  NOVEMBER RAINS

Malaikat Ataukah Syeitan

Aku masih ingat langit biru itu. Yang meneteskan gelap malam ke dalam mataku aku tak melihat apapun, kecuali kamu. Kamu yang seperti malaikat turun dari langit membawa serta jutaan bintang di dalam matamu mempesonaku, membutakan aku. Dan menit demi menit berlalu  kamu dengan mudahnya mencairkan segala kekakuanku  Entah dengan sihir apa, Entah dengan mantra apa, Aku jatuh ke pelukanmu. Aku benci saat-saat itu. Saat pertama kita bertemu yang sebenarnya ingin aku hapus bersama dengan seluruh deritaku. Aku mabuk cintamu Aku mabuk ciummu namun semua itu memilukan aku Apakah kau tahu? kamu bukan malaikat yang turun dari langit biru itu, tapi setan. 🤣🤣🤣🤣🤟