Tentang Kepergian

Aku mencoba untuk melepaskan. 

Berkelana, entah ke mana rasa sakit ini membawa pergi. 

Sudah puluhan hujan kulewati, tapi basahnya masih saja, mengandung kenangan tentangmu. 


Tentang hubungan kita yang takpernah ada

Mungkin aku hanya ketiadaan yang mencuri rindu padamu. 

Diam-diam dengan membentang jarak yang tak disangka-sangka olehmu.


Dari Senin, ke Selasa, hingga Senin lagi. 

Hingga detik-detik terus bergulir tanpa henti, aku mencoba. 

Tapi senyummu takmau hilang dari dalam kepala. 

Bayangmu terus saja berlarian di sekitarku. 


Tuhan, 

Apakah boleh aku memaki diri sendiri? Aku ingin melakukannya berkali-kali, mungkin sampai mati. 

Sampai aku mengerti mengapa ketika dirimu sudah pergi, aku baru menyadari betapa aku kehilanganmu.

Tidak,  

Ini salah. Seharusnya lelakimu yang gundah dan sakit seperti ini. Bukan aku.


Bukan aku.

Tapi mengapa sulit sekali untuk menjadi setenang laut? 

Mengapa sulit sekali menjadi sediam malam?


Dan puluhan puisi kutulisi, tetap saja tak kuat menampung kenangan tentangmu. 

Sehebat apa pun aku berkata, 

Sejauh apa pun aku melangkah dengan arah yang berlawanan darimu, 

Ternyata jalanku akan selalu menuju padamu. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini