Kisah Yang Pernah
Senja yang dulu pernah dinikmati dengan sejuta puja, kini redup seiring perpisahan yang kian hari kian buruk. Nama yang sempat hidup dalam lantunan doa, kini tenggelam dalam bisu tak berdaya.
Lenyap, terlepas dari genggam, diambil alih oleh ketentuan semesta hingga karam.
Kenangan memporak-porandakan keteguhan, mengutas kembali rindu-rindu yang bermuara dalam sanubari tanpa rekayasa.
Ia menari-nari seakan esok akan kembali dikunjungi, padahal tuannya sudah benar-benar pergi, tak lagi berniat menyapa yang setia menanti.
Waktu berganti, senja berulang kali memerangi, seolah bertanya, "Kapan akan ditemani (lagi)?"
Selain tangis yang memekik di antara jingga, kelabu menunggu gilirannya tiba, bersiap menyapa penghuni buana, menyiratkam sendu dari sebuah dada tersiksa.
Berderai, tak tertahan. Tersadar, bahwa kisahnya sudah berganti kesaksian. Asmara yang dibangun dengan kasih dan tawa, kini terhenti pada sebuah titik tanpa warna.
Menggantung pada pertengahan bukit, enggan sampai dengan ikatan yang semula sempat dijanjikan untuk tidak pernah usai.
Sebuah pernah, yang gagal seirama melangkah.
Memutuskan pulang, sebelum mencapai tujuan.
Berpisah dengan lelah, menyisakan bait dibumbuhi amarah.
Terpaksa mengubur rasa, disaat hati masih menjaga utuh sebuah cinta. Kehilangan, menyesakkan.🍂🍂🍂😏
Komentar
Posting Komentar