Penghujung Desember

Kau tahu? 

Jantung Desember sebentar lagi nyaris kehilangan degupnya. 

Tetapi aku masih belum benar-benar paham, mengapa di sisa-sisa tubuh tahun ini Tuhan masih saja mengutuk jarak perihal kita.

Dan "Tahun Baru" bagiku hanyalah rindu-rindu yang isak. 

Karena, kau dan aku tak bisa lagi kembali untuk saling genap.

Segalanya juga terasa amat kelu. Ketika seluruh berkas-berkas kebahagiaan kitaa kini tak lebih dari ampas yang hanya tinggal dibuang. Bahkan mustahil untuk kembali didaur.

Dan barangkali hanya ada sendu diantara nyala kembang api yang meletup-letup. 

Atau tiupan-tiupan terompet yang nyaring meriuhi malam; nanti.

Sebab tanpamu; sepi selalu saja menjelma menjadi pemburu paling ulung. 

Hingga kesunyian kembali menuntunku ke arah jalan di mana tempat puisi-puisi bersemayam.

Lalu tak ada yang bisa kulakukan di pengujung Desember ini; selain menulis dan mengabadikan namamu lewat indahnya kata-kata.


31 Desember 2022.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Àku, Kopi dan Rokok, serta Senyumanmu