Dalam Diam

 Untukmu yang kini bersanding dengannya..  Aku bertanya pada alur waktu  Tak cukupkah menjebakku  Dalam perasaan gamang masa lalu  Yang tak tertebak dalami pilu  Aku tak menghujat arah takdirku  Hanya saja tetesan ini mengapa harus ikut serta menunggu  Saat pertemuan ini menyesakan batinku..  Ketika kau telah bersama yang lain selain aku..  Dimana rindu yang dulu  Setelah kau robek semua kenangan bersamaku  Masihkah ada aku di hatimu  Seperti halnya dulu kau katakan selalu..  Aku juga manusia biasa  Tak sempurna tak bisa benar selamanya  Sama sepertimu yang mungkin skan bahagia  Atau juga sebaliknya seperti yang kini ku rasa  Termakan oleh rasa kecewa  Terhempas kan oleh cerita nyata  Dan yang tersisa hanyalah luka..  Saat ini mungkin aku menangisi kepergiannya Namun di dalam diri ini telah sku panjatkan sebuah doa  Semoga kau bahagia..  Dan satu hal yang aku pinta  Un...

 Aku pernah memapahmu  Pernah menggegam tanganmu Pernah menangisi kesedihanmu  Mengusapi air matamu  Memeluk dan menyediakan bahu  Untukmu..  Ya, hanya untukmu meski sesaat itu..  Aku juga pernah membiarkanmu  Pernah memilih untuk terus berlalu  Atau sekedar ingin bersamaku Meski terkadang aku merasa bahwa kau begitu  Hanya di saat kau tertimpa pilu  Di saat kau sembunyikan perasaanmu  Dan di kala bersamanya adalah kesalahan bagimu..   Tapi aku pernah tercampakan olehmu  Tak terpilih ketika kau telah sukses Tak tersentuh, tak terengkuh. Karena aku hanya fatamorganamu  Bayangan indah dari impian liarmu  Ketika kau butuh penghiburan atas keluh kesahmu..  Hingga aku yang ada tak di anggap ada  Hanya karena aku hanya bagian kedua  Dari takdir Tuhan yang tertunda..  Namun salahkah jika kini aku mengiba? Meminta sedikit saja rasa  Sebelum aku kembali pada dunia nyata  Yang kini k...